Kesendirian, Mikraj, dan Shalat

Di sebuah kebun anggur terlihat seorang lelaki dengan kedua kaki penuh luka. Ia tampak begitu kelelahan. Dari wajah tampannya terpancar gurat-gurat kesedihan yang mendalam. Dengan mata berkaca-kaca ia berguman:

Duh Gusti Allah, kepada-Mu kukeluhkan kelemahanku,
kurangnya dayaku, rendahnya diriku di mata manusia,
Oh Yang Maha Pemurah,
Kaulah Tuhan dari makhluk lemah, Kaulah Tuhanku,
ke mana Kau bimbing aku?
kepada orang jauh yang mendustakan aku?
atau kepada musuh yang kau beri kekuatan melebihiku?

Asal Kau tak murka, aku tak peduli
kemurahan-Mu kepadaku melimpah
aku berlindung kepada cahaya-Mu
yang menerangi gelap, dunia dan akherat.
janganlah kemurkaan-Mu menimpa aku
kepada-Mulah aku menghamba
sampai Engkau puas sesuai kehendak-Mu
tiada yang lebih kuat dari kuasa-Mu. (lebih…)