inci 1

Motivasi Transendental

PARA pakar managemen di Universitas Harvard pernah mengadakan penelitian tentang motivasi dan membuahkan hasil yang gemilang. Untuk sekedar mempertahankan jabatan atau kedudukan dalam sebuah perusahaan, seorang karyawan cukup menyumbangkan 20-30 persen dari seluruh kemampuan yang dimilikinya.

Hasil penelitian juga menunjukkan jika karyawan itu dimotivasi oleh majikannya yang bijaksana, maka ia akan mampu menyumbangkan 80-90 persen dari seluruh kemampuannya.

Managemen Wortel dan Cambuk
“You can bring a horse to a river, but you cannot force in to drink” Pepatah Inggris ini kira-kira maksudnya adalah: “Kita bisa menarik seekor kuda ke tepi sungai; namun apakah ia mau minum atau tidak, itu sangat tergantung kepada apakah kuda itu sedang haus atau tidak.

Dorongan atau kemampuan untuk minum inilah yang disebut motivasi. Sedangkan munculnya motivasi tergantung dari pencetusan kemauan yang disebut dengan motif.

Dulu banyak orang berasumsi bahwa manusia bisa diperlakukan seperti benda atau hewan. Frederick Taylor misalnya, beranggapan bahwa manusia itu membutuhkan upah yang menarik dan disiplin agar takut berlalai-lalai. Cara yang dilakukan oleh managemen Taylor dalam memperlakukan karyawan adalah sebagai kuda yang didepannya digantung wortel, sehingga ia berlari mengejar karena tergiur olehnya. Jika kuda itu masih belum mau bergerak, maka cambuk telah siap menggasak punggungnya dari belakang. Karena itulah managemen gaya ini dikenal dengan istilah Carrot and Stick, wortel dan cambuk.

Dalam tradisi perusahaan, wortel bisa bervariasai bentuknya: gaji, bonus, atau jabatan. Sedangkan cambuk bisa berupa sikap keras dan peraturan ketat. Motif-motif ini menjadi bumerang, karena sifatnya sebagai variabel penentu. Meningkat-tidaknya motivasi karyawan tergantung pada besarnya “wortel” yang diberikan atau kuatnya “cambuk” yang digebukkan.

Motivasi Alternatif
Motivasi transendental adalah motivasi yang tumbuh oleh kesadaran manusia akan hubungan dengan Allah, Tuhannya. Untuk membangun motivasi ini perlu kesadaran kuat bahwa manusia dan makhluk lainnya asalnya tidak ada. Mereka berasal dari ketiadaan. Keberadaannya di dunia karena diadakan oleh Allah. Karena itu mereka semua nantinya akan dikembalikan kepada Allah, Sang Pemilik Sejati.

Ini sesuai dengan diktum inna lillahi wainna ilaihi rajiuun “Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali ”

Karena semua milik Allah, maka duu sikap yang benar dan harus dilakukan manusia adalah pertama, tunduk dan patyh hanya kepada Allah (Islam) dan kedua berbuat baik kepada sesama makhluk (ihsan).

Dua sikap, ini akan menjadikan seluruh orientasi kehidupan manusia hanya kepada Allah. Inilah yang disebut ridha atau ikhlas.

Ada tiga ciri bahwa seluruh aktivitas manusia bermlal ikhlas (diridhai Allah), yakni: niat (komitmen) karena Allah, tujuannya kepada Allah, dan caranya harus benar.

Allah memperingatkan bahwa orang yang melakukan aktivitas dengan orientasi selain Allah, maka akan batal nilai (pahala) perbuatan tersebut (Al-Baqarah/2:264).

Untuk membangun motivasi ini memang agak sulit. Tapi ada tiga kunci yang perlu dilakukan: pertama, latihan; kedua, latihan; dan ketiga, latihan. Salah satu pelatihan yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah dengan berdoa dalam mengawali atau mengakhiri aktivitas, minimal membaca basmalah atau hamdalah. Dengan itu maka kita akan tersadarkan bahwa hanya Allah motif utama dan pertama dari seluruh perbuatan kita.

Semoga!

Mohammad Nurfatoni
Dipublikasikan pertama kali pada Juli 1996 pada Buletin Hanif yang terbit dari Surabaya

4 komentar

Tinggalkan komentar