inci 1

Ejakulasi Pemberitaan Dini *)

Luar biasa sihir itu . Dengan mantra “Teoris” , “Noordin M Top”, dan “Densus 88”. Jutaan pemirsa siaran live televisi kesirep dibuatnya. Mereka tersihir oleh drama berlakon perburuhan panjang gembong teroris. Noordin M Top, sang gembong teroris itu dikepung oleh pasukan Densus 88.

Setelah lebih dari 17 jam terjadi pengepungan maka pada tengah hari tanggal 8-8-09, akhirnya berita yang dinanti tiba, Noordin M Top dipastikan tewas oleh serangan Densus 88 di rumah Moh Zuhri. Mula-mula TV One yang memastikan bahwa Noordin M Top telah tewas; demikian juga Metro TV; dua stasiun televisi yang sejak malam melakukan siaran langsung. Setelah itu hampir seluruh televisi dan media lainnya memberitakan kematian Noordin M Top.

Surabaya Post misalnya langsung membuat judul “Noordin Tamat”. Esokya Jawa Pos memilih head line “Noordin M Stop!”. Singkatnya hampir semua media dan konsumen media tersihir bahwa yang tewas dalam penggerebekan di desa Beji, Kedu, Temanggung itu adalah gembong teroris Noordin M Top.

Tapi dari ruang internet, khususnya FB, dan warung-warung kopi; muncul pertanyaan kritis, “Benarkah yang terbunuh Noordin M Top? Sebab di samping polisi sendiri ternyata secara resmi belum memastikan siapa yang terbunuh itu, tertangkap sejumlah kejanggalan dalam benak mereka.

Beberapa kejanggalan itu misalnya: (1) Jika benar Noordin M Top yang ada di rumah itu, masak ia akan bilang “Saya Noordin M Top!”? (2) mosok gombong teroris kelas dunia, sama sekali tidak melakukan perlawanan termasuk dengan bom bunuh diri seperti yang selama ini dikabarkan bahwa ia selalu membalut diri dengan [bom bunuh diri]? (3) mosok komandan teroris tanpa pengawalan?

Malam dan esoknya beberapa pengamat ikut meragukan benarkah ia Noordin M Top? Polisi sendiri pada akhirnya harus menunggu hasil tes DNA, yang diperkirakan memakan waktu 2 hari- 2 pekan. Nah, baru setelah itu media seolah “meralat” beritanya. Jawa Pos misalnya pada tanggal 10-8-09 menulis head line “Menguat Bukan Noordin”.

Jadi timbul pertanyaan, apa yang menjadi dasar pemberitaan yang begitu hebat tentang penggerebekan dan penangkapan (baca: pembunuhan) Noordin M Top itu? Asumsi? Persepsi? Khayalan? Mimpi? Atau jangan-jangan tekanan pihak-pihak tertentu?

Mengapa media massa begitu gampang menyimpulkan bahwa yang digerebek dan dibunuh itu Noordin M Top? Sementara belum ada fakta atau bukti nyata. Jika kita masih panjang ingatan, kasus ini merupakan ulangan atas semangatnya media massa memvonis bahwa Nur Hasbi ada pelaku bom bunuh diri JW Marriott-Rizt Carlton hanya dengan merangkai-rangkai cerita. Padahal pada akhirnya hasil tes DNA tidak membenarkan bahwa Nur Hasbi sebagai pelaku bom bunuh diri.

Jadi, apakah media massa (elektronik dan cetak) telah melakukan ejakulasi pemberitaan dini? Hanya karena ingin dianggap paling cepat, paling eksklusif, paling terdepan (dengan mengabaikan fakta kebenaran)?

*) Judul ini terinspirasi oleh tulisan seorang kawan berjudul “Ejakulasi Finansial Dini”

3 komentar

Tinggalkan komentar