Sajak-Sajak Mohammad Nurfatoni
Dzikir
Kilat
cahaya berkelebat-kelebat
dua kutub mengutus arus
dalam dzikir tak terputus
Hujan
jatuh menyapa bumi
menjadi dzikir yang ritmis
menyuburkan, menghidupi
Ombak laut
bergulung-gulung deru
mengantar beribu perahu
sebuah dzikir terpadu
Aku
komat-kamit berseru
berbusa-busa mulutku
hanya itu dzikirku
Sidojangkung, Maret 2008
Guru, Di mana Tuhan?
: Pak Muh
Guru, di mana aku bisa bertemu Tuhanku?
di langit bershaf tujuh?
di altar penyembelihan hewan kurban itu?
di mihrab-mihrab masjid yang membatu?
pada bangunan kubus tua peninggalan Ibrahim kekasihMu?
atau pada padang makrifat yang membisu?
Guru, di mana aku bisa bertemu Tuhanku?
pada jamuan malam para pemuja tubuh?
pada pojok penderitaan kaumku?
atau pada jiwaku yang membeku?
pada ragaku yang membiru?
ke mana, di mana Guru?
Jawab Guru:
Engkau akan bertemu Tuhanmu
ketika tiada satu nilai pun di jagat raya ini
dapat kau tegakkan dalam kehidupanmu
Maksud Guru?
Jawab Guru:
Tak ada nilai dalam ruang dan waktu ini
yang bisa kau analogikan dengan momen jumpa Tuhan
Jadi, Guru, apakah kita harus lepas dari ruang dan waktu?
Jawab Guru:
Tuhan tak bisa diumpamakan
tak bisa ditanya di mana dan kapan
hanya bisa dihayati oleh yang mendapat RidhaNya
Terima kasih, Guru!
Mlangi – Tuban, 20 Desember 2007
— dimuat Surabaya Post Minggu, 27 Januari 2008
Sangkan Paran
siapa yang pergi pasti rindu pulang
laksana burung yang ribuan kilometer terbang
dan kembali lagi ke sarang
maka pulang mengingatkan pada sangkan paran
beginilah Tuhan menyambut mereka yang pulang
kepulangan yang tak harus menunggu raga meregang
: “Wahai jiwa yang tenang,
kembalilah pada Tuhanmu dengan jiwa yang puas lagi diridhaiNya.”
Sidojangkung, 27 Ramadhan 1428 H
Rindu Wajah-Mu
Tuhan, berhadapan dengan manifestasiMu pun tak mampu
bagaimana jika aku bertatap langsung denganMu
cintaMu yang meluap, meluber tak terbendung
menerobos luka-jiwaku yang terpasung
tapi Tuhan, aku rindu wajahMu
Sidojangkung, 17-12-2007
Lorong Kesendirian
aku yang terlempar di lorong kesendirian
tersudut dari hiruk pikuk dan lolongan tawa riang
aku yang terkurung sunyi, tergerus sepi, terkapar sendiri
akankah segera bangkit menemukan mitra dialog, Sang Maha Sejati?
Sidojangkung, 17 Desember 2007
Fana
aku dalam semesta fana
terbungkus lingkaran hampa
meraba penuh tanya
benarkah aku ada?
aku ada karena Kau ada
tanpa Kau, aku tiada
maka aku ada
bagai tiada
Surabaya, 21 Januari 2008
— dimuat Surabaya Post Minggu, 27 Januari 2008
Sajadah Kusut
lima waktu kubersujud
tak kutemukan wujud
hanya bayang merajut
di atas sajadah kusut
Engkau bilang dekat
lebih dekat dari urat
tapi Engkau tak juga merapat
jiwaku tak pernah melekat
aku resah
tak berjumpa yang ku-sembah
aku gelisah
kepada siapa ku-menengadah?
Surabaya, 14 Januari 2008
— dimuat Surabaya Post Minggu, 27 Januari 2008
Aku Debu
aku debu
terseret deru
terbawa arah delapan penjuru
lenyap tersapu angin pilu
aku debu
terhempas ke samudera biru
tak ada riak yang memburu
senyap begitu saja berlalu
aku debu
tak berarti bagiMu
di hamparan semesta-kuasaMu
yang bergugus-gugus memukau itu
Sidojangkung, 12 Januari 2008
— dimuat Surabaya Post Minggu, 27 Januari 2008
Misterius
Kau sungguh misterius
berlapis-lapis terbungkus
sangat sulit kutembus
meski dengan jiwa terhunus
tak ada jarak terjejak
kuketuk pintu tak beranjak
kutanya Kau mengelak
kusapa malah berjarak
Kau tersembunyi
dalam sunyi
tanpa bunyi
bersendiri
Sidojangkung, 13 Januari 2008
— dimuat Surabaya Post Minggu, 27 Januari 2008
Misteri Kata
kata dan kata
terangkai
menyihir
membius
menusuk
kata dan kata
misterius
penuh imaji
pesona tak bertepi
kata dan kata
indah menggelora
menghibur jiwa merana
Sidojangkung, Januari 2008
Mimpi Pemimpin Negeri
Wahai para [kandidat] pemimpin ….
mimpikan memimpin negeri gemah ripah lohjinawi
tanah mengembur, padi palawija dan sayur hijau royo-royo
sungai jernih mengalir di bawahnya ikan cantik menari-nari
hutan rimbun dedaunan, burung bercengkrama dan berkicau
mimpikan rakyat aman sentosa di bawah katulistiwa
sandang pangan papan cukup kesejahteraan terjaga
bersekolah bergelar dan tertampung lapangan kerja
berusaha bergotong royong berselaras saling menjaga
mimpikan jadi pemimpin yang adil nan bijaksana
sedikit bicang tak berkecak pinggang banyak bekerja
pantang memperkaya diri meminta-minta upeti
bekerja keras siang malam melayani negeri
ah, aku bermimpi di tengah ironi …..
Surabaya, Januari 2008
Ikhtiar
kusambung kain
kujahit dan kuserupakan bentuk
begitulah kujalani hidup
dari benang-benang nasib bertumpuk
Surabaya, Januari 2008
Makhluk Sisa
I
di pagi pekat
saat mimpi mulai mendekat
saat peraduan menghangat
kutempus sekat, kukais sisa nikmat
II
aku memungut jijik
menyingkirkannya
menyembunyikannya
dari kehidupan necis orang kota
Sidojangkung, Januari 2008
Pak Fatoni, bagus banget puisinya… Selain jadi penulis berita ternyata sastrawan juga..
SukaSuka
Ah, masak bagus sih? Puisi itu tercipta saat bengong lho!
Tapi boleh juga dilihat sebagian di http://www.pojokhati.wordpress.com!
SukaSuka
jadi pujangga cinta ne?tapi emang puisinya oke punya. jadi ngiri ne aq. gmn kabarnya bos?maaf baru bisa jenguk pojok baca soalnya aq lagi cuti n ada speedy gratisan he-he-he. salam bwat temen-temen. nulis puisi lagi mas.
SukaSuka
assalamu’alaikum
puisi sampean apik tenan mas perpaduan keindahan kata-kata dan kedalaman makna. perpaduan sastra, filsafat dan agama.
oh ya temen-temen alumni keputih yang aktif di fosi siapa saja. dulu temen-temen di jakarta sempat rutin ngadain acara ngumpul2 (arisan). tapi udah 5 tahun ini berhenti. Salam buat temen-temen semua.
SukaSuka
@ Herna
Saya bukan pujangga (cinta); mungkin tepatnya orang yang terkapar oleh biusan cinta! Haaaa … hhh …
Ayo, Mbak Herna, mumpung gratis, segera produktif (menulis)!
@ Kamaluddin
Ah, ada saja! Itu hanya penuangan pikiran saat lagi nganggur.
Teman alumni Keputih kan banyak di Jakarta! Mas Handoko, Askan, Habib, dkk.
Mas Kamaluddin sendiri sekarang dimana?
SukaSuka
saya ngantor di jakarta tapi tinggal di bekasi. maksud saya temen keputih yang masih di Surabaya. Apa mas Tukardi, yang sampean maksud Tukardi dari keputih? Kalau kabar LSI Keputih Bagaimana?
SukaSuka
kata dan kata
begitulah makna
dan kini berima
walau hanya sepatah kata
indah
kataku
katamu
seperti inilah
sebuah karya
SukaSuka
bukankah menyenangkan saat kaata-kata tersusun rapi
dengan rima sanjak dan tentunya mengandung arti
dan karya menjadi bukan sekedar karya
juga bukan sekedar oret-oret yang ada
SukaSuka
@ Kamaluddin
Harijaya dan Tukardi masih sangat aktif, meski Keputih sendiri sudah surut.
SukaSuka
@ arch222
Makasih puisi komentarnya!
SukaSuka
AWW
Semoga masih ingat dengan Jombang
WWW
SukaSuka
Waduh pak bagus amet susunan kata2na orang filsafat y…Boleh kan menimba ilmu na..Lan nal wae yua.
SukaSuka
dalem banget puisinya….
I do like your poems…!
GREAT!!!
SukaSuka
@ Sandy
Makasih apresiasinya, ah belum sampai segitu kok?
SukaSuka
Gak nyangka jangkung punya pujangga. Arisex jangkung wetan
SukaSuka
Assalamualaykum,saya ingin bertemu dengan bapak tukardi,mohon petunjuk nya untuk informasi beliau,..sungguk prosa yang indah mas fatoni
SukaSuka
08121715426
SukaSuka
baru baca ini, suka dengan “Guru, di mana Tuhan”
SukaSuka
Makasih Mas Pyan Amin
SukaSuka
Assalamualikm, bagus banget kk…. salam hangat secangkir kopi
SukaSuka