Aqil, Pernah Hilang di Tunjungan Plaza

Aqil Rausanfikr Mohammad (foto Januari 2007)

Tiba-tiba kami tidak mendapatinya. Guru, teman, dan para wali murid tidak ada yang tahu di mana keberadaannya.

Saat itu, sedang berlangsung acara perpisahan TK Nurul Iman, Menganti, Gresik. Acara dilangsungkan di wahana permainan anak “Time Zone” Tunjungan Plaza, Surabaya. 

Aneka kegiatan seremonial berlangsung satu per satu. Dan tibalah kini giliran anak-anak untuk menikmati aneka permainan di Time Zone itu, tak terkecuali anak saya, Aqil Rasuanfikr Mohammad, yang saat itu adalah siswa kelas B. 

Sambil menunggu selesainya para siswa menikmati dunia permainan, saya pun mencari mushala untuk shalat Dhuhur. Waktu itu memang sudah lewat adzan dhuhur. Beberapa orang tua juga sudah ada yang meninggalkan tempat acara bersama anaknya. 

Saat saya tinggal shalat, istri masih menemani Aqil. Jadi saya merasa aman meninggalkannya. Namun rupanya istri menyusul ikut shalat dhuhur. Dia tinggalkan Aqil karena masih asyik bermain dengan teman-temannya.

Selesai shalat, kami sangat terkejut. Di aneka wahana permainan, tidak kami dapati Aqil. Para guru tidak ada yang tahu di mana dia. Teman-temannya juga tidak tahu. Beberapa orang tua yang masih di lokasi juga tidak tahu.

Saya mulai membayangkan anak saya hilang. Istri menangis. Kami semua sedih. Berkali-kali kami mencarinya di aneka wahana permainan. Nihil, tak ada Aqil. Toko-toko di sekitar Time Zone juga kami sisir. Nihil. 

Tiba-tiba kami punya harapan, jangan-jangan Aqil diajak oleh orang-tua temannya pulang lebih dulu. Kami pun menelpon rumah. Besar harapan kami jika Aqil sudah di rumah. Pembantu yang menerima telepon memberi kabar bahwa Aqil belum pulang. 

Kami semakin sedih. Dan rasa kehilangan anak sudah semakin memuncak. Bayangkan, anak kami hilang disebabkan oleh keteledoran orang tua. Tapi di tengah rasa bersalah itu kami kembali punya harapan. Kami menduga Aqil masih dalam perjalanan bersama orang tua temannya. Jadi wajar jika belum sampai rumah.

Maka, kami berusaha mengontak para wali murid yang sudah pulang. Satu per satu. Ternyata tidak ada yang mengajak Aqil. Kami lemas. Istri terus menangis. Tak boleh putus asa, kami kembali menyisir toko-toko yang satu lantai dengan Time Zone. Namun tetap gagal. Tak kutemukan anakku. Kami sedih dan bingung. 

Hampir saja kami menghubungi polisi. Namun tiba-tiba petugas keamanan (satpam) Tunjungan Plaza menghampiri kami. Dia menggandeng seorang anak TK. Ternyata dia adalah Aqil, anakku yang hilang. Luar biasanya bahagianya kami. 

Ceritanya , saat ditinggal shalat ternyata, Aqil mencari-cari ayah dan ibunya. Dia memang tidak tahu karena tidak kami pamiti ketika kami hendak shalat. Dia berpikir kami sudah pulang. Maka turunlah dia lewat tangga berjalan sampai di lantai bawah. Dia menangis dan mencari orang tuanya. Maka, oleh Satpam ditanya dan akhirnya Aqil di antar ke Time Zone, tempat kami berada.

Sungguh, kami tidak membayangkan Aqil sampai turun ke lantai bawah. Makanya kami tidak mencarinya di sana. Mungkin karena kami panik. Atau karena kami bepikir anak sekecil itu tak mungkin sejauh itu pergi mencari orang tuanya. Tunjungan Plaza terlalu luas dan ramai bagi anak kecil. 

Semula kami pun sempat kuatir jika anak kami hilang dibawa orang. Tapi alhamdulillah, Allah masih melindungi Aqil. Dia hanya mencari cara bagaimana menemukan orang tuanya dan bisa kembali ditemukan. Maka, tak terkira bahagianya kami berdua, guru-guru, teman-teman dan beberapa wali murid yang masih bersama kami.

Aqil Rausanfikr Mohammad (Foto Maret 2022)

Usia Emas, Semoga Prestasi Emas

Tulisan ini dibuat saat Aqil tepat berusia 17 tahun. Usia yang dianggap matang bagi seorang remaja. Maka di usia itulah, remaja dibolehkan mempunyai KTP dan mengurus SIM. Bahkan dahulu, umur 17 tahun adalah batas minimum seorang remaja boleh menonton acara khusus. Artinya inilah usia emas bagi seorang remaja, untuk mengembangkan diri.

Relevan dengan usia emas itu, hari ini pula, Aqil berangkat ke Bandung dalam rangka persiapan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi. Bersama teman-teman lainnya yang lolos OSN tingkat kabupaten dari SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT CIS ID 113 Jombang, Aqil akan dibina selama seminggu oleh sebuah lembaga pelatih OSN “Centrion Institute”. 

Selamat menikmati prestasi dan fasilitas yang tidak semua anak seusiamu bisa mendapatkannya. Semoga menjadi bekal sukses menembus final nasional dan meraih juara. 

Selamat ulang tahun ke-17. Selamat meraih prestasi emas!

Hanya tulisan ini yang bisa ayah hadiahkan di ulang tahunmu.

Sidojangkung, 3 Maret 2013

Ayah Mohammad Nurfatoni