Sudah sepekan ini Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok Thailand diduduki oleh masa Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), yaitu kelompok massa yang menghendaki mundurnya Somchai Wongsawat dari kursi Perdana Menteri. Didudukinya bandara ini mengakibatkan transportasi internasional dari dan ke Thailand lumpuh total. Ratusan turis asing terlantar, demikian juga calon jamaah haji Thailand.

Selain menduduki Bandara Internasional Suvarnabhumi, massa PAD juga menduduki Bandara Don Muang, yaitu bandara domestik yang sebelum dibangunnya Bandara Suvarnabhumi, adalah juga bandara internasional.
Dengan didudukinya dua bandara itu, maka jalur transportasi udara Thailand lumpuh. Imbasnya sektor pariwiasata yang menjadi salah satu andalan Thailand. Travel warning diberlalkna oleh beberapa negara. Kegitan politik ASEAN dan sepakbola AFC juga terganggu. Untuk mengatasi kelumpuhan itu, bandara militer U-tapon digunakan secara darurat, di antaranya untuk memberangkatkan para calon jamaah haji dan memulangkan para turis.
***
Pendudukan Bandara Internasional Suvarnabhumi, secara pribadi, membuka ingatan saya karena beberapa waktu yang lalu berkesempatan menginjakkan kaki di bandara tersebut. Itu semua atas kebaikan hati Mas Oki, kawan dari Jakarta, yang berkenan memperjalankan saya dan Mas Aziz, dari Jakarta ke Kulua Lumpur dan Putra Jaya Malaysia, Singapura, sampai Bangkok dan Pattaya Thailand.
Dari Bandara Changi Singapura, kami mendarat di Bandara Suvarnabhumi. Jika di Changi kami terkesan akan keteraturan, kebersihan, kedisiplinan, kenyamanan, dan keeksotikan, maka setibanya di Bandara Suvarnabhumi, kami langsung terkesan dengan arsitektur bandara yanvg lapang dan modern. Pilar-pilar yang kokoh saling menyokong. Kaca-kaca lebar berpadu dengan sorot lampu-lampu biru dan putih.
Semua itu menjadikan Bandara Suvarnabhumi sebagai capaian modernitas Thailand, yang pada sisi lain sangat menjunjung tradisi lokal. Ini misalnya secara simbolis terlihat dari pemakaian bahasa lokal untuk semua petunjuk.
Pendudukan dua bandara tersebut, secara politik sangat berarti bagi bergaining kelompok PAD, karena liputan media dan perhatian dunia langsung tertuju ke sana. Tetapi secara ekonomi dan budaya, tentu memberi citra negatif bagi PAD. Banyak turis yang kecewa, juga para calon jamaah haji.
Mohammad Nurfatoni
Makasih, atas kunjungannya. Saya juga sudah berkunjung!
SukaSuka