Di rumah, kami sisakan tanah seluas 3×2,5 m untuk jadi halaman depan, tidak boleh dipaving, dirabat, apalagi dikeramik. Juga tersisa tanah 3×3 m jadi halaman belakang.
Dengan tanah polosan itu kami masih bisa menikmati bau tanah, terutama saat terbasahi air (hujan) pascakering. Juga untuk sedikit resapan dan menanam pohon keras.
Atau barangkali beberapa jenis hewan yang biasa hidup di (dalam) tanah, masih tetap bisa menghuninya. Cacing, kaki seribu, katak, dan sebangsanya.
Lebih dari itu, tanah adalah simbol material asal usul dan tempat jasad akan kembali. Kita dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Maka, menyisakan tanah kosong menjadi pengingat asal usul dan tempat kembali jasad. Bau tanah menjadi penting dihirup!
Sidojangkung, 30 Juli 2013