Siapakah Tuhan?

Meskipun secara eksistensial manusia sadar dan mengakui adanya Tuhan, namun secara substansial manusia tidak mungkin mengetahui sosok Tuhan. Relevan dengan ini, adalah kisah pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Ibrahim, seperti yang terekam dalam Al An’am/6:75-79: “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkan) agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: ‘Inilah Tuhanku’. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata: ‘Inilah Tuhanku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inikah Tuhanku, ini yang lebih besar’, maka tetkala matahari itu tenggelam, dia berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan“.

Kisah di atas memberikan pelajaran, betapa sesungguhnya manusia telah memiliki kesadaran terdalam terhadap eksistensi Tuhan. Tetapi, ketika manusia mencoba untuk “memperjelas” siapa (substansi) Tuhan, seperti Ibrahim yang mengira bintang, bulan, dan matahari sebagai Tuhan-maka pasti akan menemui kegagalan. Oleh karena itu, penjelasan yang bisa diterima adalah bahwa manusia tidak akan pernah tahu siapa Tuhan itu, jika hanya berdasarkan logika dan perasaannya sendiri, sebagaimana logika dan perasaan Ibrahim yang pernah menganggap matahari sebagai Tuhan karena matahari itu besar dan mampu menerangi jagat bumi. Jika manusia tetap memaksa untuk menemukan Tuhan dengan akalnya, maka pasti Tuhan yang ditemukannya itu palsu. Dalam bahasa lain, barangsiapa merasa mengetahui Tuhan, maka sesungguhnya justru pertanda bahwa ia tidak tahu apa-apa. Kata lbn Arabi dalam sebuah syair: “Barangsiapa mengaku ia tahu Allah bergaul dengan dirinya, dan ia tidak lari (dari pengakuan itu), maka itu tanda ia tidak tahu apa-apa. Tidak ada yang tahu Allah kecuali Allah sendiri, maka waspadalah, sebab yang sadar di antara kamu tentulah tidak seperti yang alpa …”

Lantas bagaimana manusia mengenal Tuhan? Jawabannya, adalah ketika Tuhan sendiri yang memperkenalkan diriNya kepada manusia. Di sinilah kita akan memahami fungsi malaikat, wahyu, dan rasul. Pertanyaan-pertanyaan seputar Tuhan: siapa Dia; apa mauNya; bagaimana cipatanNya; apa yang diperbolehkannya; atau apa yang dilarangnya; hanya dapat dicari jawabannya lewat informasi yang diberikan Tuhan kepada manusia. Inilah yang dimaksud dengan (fungsi) wahyu; yang wahyu itu disampaikan oleh Tuhan melalui malaikat (Jibril) kepada rasul untuk kemudian diteruskan kepada segenap manusia. Tentang siapa Dia, misalnya, Tuhan telah memberikan informasi dalam AI Qur’an: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Thaha/20:24); “Katakanlah; Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada suatupun yang setara dengan Dia” (AI Ikhlash/112:1-4). “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus mengurus (makhlukNya); tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinnya? Allah mengatahui apa­-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (AI Baqarah/2:255).

Jadi, pengetahuan manusia tentang Tuhan hanyalah sebatas pada perkenalan Tuhan yang diinformasikan melalui wahyuNya. Tidak lebih dan tidak kurang.

Karena wahyu adalah jembatan penghubung antara manusia dengan Tuhannya, maka otentisitas wahyu sangat diperlukan. Otentisitas wahyu ini menjadi penting terutama karena banyak sekali informasi yang dianggap sebagai wahyu, sementara antarinformasi itu terjadi kontradiksi. Maka pertanyaannya adalah benarkah suatu wahyu itu benar-­benar datang dari Tuhan, bukan fantasi dan keinginan terselubung manusia atau kiriman setan? Dalam kaitan wahyu ini pula, orsinalitas rasul dan nabi juga menjadi penting. Benarkah seorang itu benar-benar rasul atau nabi, ataukah orang yang mengaku-ngaku sebagai penerima wahyu.

Di sinilah pentingnya dilakukan studi (kritis) tentang ajaran suatu agama. Jadi, iman bukan sekedar warisan nenek moyang!

Mohammad Nurfatoni

Dimuat Buletin Jumat Hanif, No. 46 Tahun ke-4, 9 Juni 2000

One comment

  1. Banyak orang mengimani bahwa Allah yang adalah Tuhan Pencipta langit, bumi beserta isinya tidaklah dapat diindera oleh manusia. Manusia hanya mengetahui secara dasar bahwa Allah adalah suatu Sesembahan yang Agung. Segala suatu yang diciptakan tidak layak disembah. Di bawah ini adalah hal menarik, yaitu segala kepenuhan sifat Allah melekat pada diri Yesus.
    a. Yesus Kristus adalah logos atau Firman dalam Yohanes 1:1 dan logos itu adalah Allah.
    Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah . . . Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes l: 1, 74 TB)
    b. Yesus Kristus disebut sebagai Tuhan dan Allah.
    Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28 TB)
    c. Yesus Kristus selalu memiliki natur Allah .. . . yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. (Filipi 2:6 TB)
    d. Dalam Yesus Kristus berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan
    Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. (Kolose 2:9 TB)
    e. Yesus Kristus disebut Allah oleh Allah Bapa sendiri. Tetapi tentang Anak Ia [Allah] berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. (Ibrani 1:8 TB)
    f. Yesus Kristus disebut oleh nabi sebagai Allah yang Perkasa.
    Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5 TB)
    g. Yesus Kristus disebut sebagai Anak Tunggal Allah.
    Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18 TB)
    Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16 TB)
    h. Yesus Kristus adalah Allah Mahabesar yang kita nantikan kedatangan-Nya. . . . . dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus. (Titus 2:13 TB)
    i. Yesus Kristus adalah Allah yang harus dipuji selama-lamanya Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! (Roma 9:5 TB)
    j. Yesus Kristus adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
    Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. (1 Yohanes 5:20 TB)
    Siapakah Yesus Kristus itu?
    Yesus Kristus adalah Anak Allah, dan satu dengan Allah
    Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16 TB)
    Aku (Yesus) dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10:30 TB)
    Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa. Kata mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah. ” (Lukas 22:69-70 TB)
    Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa. (Yohanes 10:38 TB)

    Apakah Yesus Memiliki Sifat-sifat Tuhan?
    Pengantar

    Perjanjian Lama memberikan banyak mengenai sifat-sifat Tuhan. Tuhan dijelaskan sebagai: Maha Hadir, Maha Tahu, Maha Kuasa, kekal dan tak berubah. Ia mengasihi, kudus, benar, bijaksana dan adil.
    Yesus menyatakan diri sebagai Tuhan. Namun apakah Ia memiliki sifat-sifat ketuhanan ini? Jika kita memeriksa dengan teliti, apakah Ia sesuai dengan sketsa Tuhan yang kita temukan di bagian-bagian Alkitab yang lain?

    Sebagai contoh, ketika Yesus menyampaikan Khotbah di Bukit, di sebuah bukit di luar Kapernaum, pada saat yang bersamaan Ia tidak berdiri di Jalan Utama Yerikho; Jadi dalam pengertian apa Ia disebut Maha Hadir?
    Bagaimana Ia dapat disebut Maha Tahu jika dalam Markus 13:32 Ia mengakui bahwa Ia tidak mengetahui kedatangan-Nya yang kedua kali?
    Jika Ia kekal adanya, mengapa Kolose 1:15 menyebut-Nya: ‘yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan’?

    Yesus Mengampuni Dosa

    Apa yang Ia katakan atau Ia lakukan, yang meyakinkan Anda bahwa Yesus adalah Tuhan?

    Seseorang dapat menunjuk pada hal-hal seperti mujizat-mujizat-Nya, tetapi orang lain juga melakukan mujizat-mujizat, jadi meskipun ini bisa memberikan indikasi, ini tidak menentukan. Tentu saja, Kebangkitan adalah pembenaran puncak identitas-Nya. Dari banyak hal yang Ia lakukan, yang paling menyolok adalah pengampunan-Nya atas dosa.

    Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
    Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.”
    Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
    Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
    Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” -lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu – “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
    Dan orang itupun bangun lalu pulang.
    Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
    (Matius 9:2-8)

    Jika Anda melakukan sesuatu yang melukai saya, saya memiliki hak untuk mengampuni Anda. Tetapi jika Anda melukai saya dan seseorang lain datang menimbrung dan berkata, ‘Aku mengampuni’, kelancangan macam apa itu?

    Satu-satunya orang yang dapat mengatakan hal semacam itu dengan penuh makna adalah Tuhan sendiri, karena dosa, bahkan jika dilakukan terhadap orang lain, pertama-tama dan terutama adalah suatu penentangan terhadap Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Jelas di sini Yesus melakukan pekerjaan pengampunan dosa, suatu pekerjaan yang hanya Allah yang mempunyai hak untuk melakukannya.

    Ketika Daud berdosa dengan melakukan perzinahan dan mengatur kematian suami wanita itu, akhirnya ia berkata kepada Tuhan dalam Mazmur 51:6, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan yang Kau anggap jahat”. Daud mengakui, bahwa meskipun ia telah berbuat salah kepada orang-orang, pada akhirnya ia berdosa terhadap Tuhan yang menciptakannya dan Tuhan perlu mengampuninya.

    Yesus tidak hanya mengampuni dosa, namun juga Ia tidak berdosa. Dan tentu saja ketidakberdosaan merupakan sifat ketuhanan.

    Pengosongan Diri

    Bagaimana Yesus bisa Maha Hadir, jika Ia tidak dapat berada di dua tempat secara bersamaan? Bagaimana Ia bisa Maha Tahu, jika Ia berkata, ‘Bahkan Anak Manusia pun tidak tahu jamnya Ia datang kembali’? Bagaimana Ia bisa Maha Kuasa sedangkan Injil-injil dengan terus terang memberitahu kita bahwa Ia tidak mampu mengadakan banyak mujizat di kampung halaman-Nya?

    Dalam Filipi 2:5-7 dijelaskan:
    Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
    yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
    melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

    Yesus telah mengosongkan diri-Nya dalam penggunaan independen sifat-sifat-Nya. Ia berfungsi sebagai Tuhan ketika Bapa memberi-Nya persetujuan untuk melakukannya.

    Pengosongan diri Yesus akan pemakaian independen sifat-sifat-Nya menjelaskan kepada kita mengapa dalam beberapa kasus Ia tidak mempertunjukkan kemahakuasaan, kemahatahuan, kemahahadiran dalam keberadaan-Nya di bumi, bahkan meskipun Perjanjian Baru dengan jelas menyebutkan bahwa semua kualitas ini pada akhirnya memang benar dimiliki-Nya.

    Pencipta atau Diciptakan?

    Ada ayat yang mengisyaratkan bahwa Yesus adalah makhluk yang diciptakan, misalnya Kolose 1:15 mengatakan bahwa Ia adalah ‘yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan’. Tidakkah ini dengan jelas mengimplikasikan bahwa Yesus diciptakan, berlawanan dengan keberadaan sebagai Pencipta?

    Dalam Perjanjian Baru, anak sulung, normalnya menerima bagian tanah yang terbesar, atau anak sulung akan menjadi raja dalam kasus sebuah keluarga kerajaan. Anak sulung dengan demikian adalah yang pada akhirnya memiliki semua hak dari ayah.

    Pada abad kedua sebelum Kristus, ada tempat-tempat di mana kata ‘sulung’ tidak lagi mengandung makna yang pertama diperanakkan atau dilahirkan, namun memuat gagasan kewenangan yang disertai dengan posisi sebagai pewaris yang berhak. Pengertian itulah yang diterapkan kepada Yesus.

    Jika Anda hendak mengutip Kolose 1:15, Anda harus tetap mempertahankannya dalam konteks dengan melanjutkannya ke Kolose 1:19, ‘Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia’.
    Jadi istilah ‘sulung’ tidak dapat meniadakan kekekalan Yesus, karena itu adalah bagian dari memiliki kepenuhan Allah.

    Dalam Yohanes 1:3 dikatakan Yesus adalah pencipta: ‘Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.’

    Guru yang Baik

    Dalam Markus 10:17-18 dikisahkan ada seorang yang bertanya, ‘Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’
    kemudian Yesus menjawab, ‘Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja’.
    Tidakkah Ia menyangkali ketuhanan-Nya dengan mengatakan seperti itu?

    Tidak. Ia sedang membuat orang berhenti dan berpikir tentang apa yang Ia katakan: Engkau mengatakan Aku baik, hanya untuk kesopanan, ataukah karena kamu tahu siapa Aku? Apakah engkau benar menganggap Aku memiliki sifat yang seharusnya hanya dimiliki Tuhan? Justru di sinilah Yesus menyatakan diri-Nya Allah.

    Bapa Lebih Besar daripada Aku

    Yesus berkata dalam Yohanes 14:28, ‘Bapa lebih besar daripada Aku’ .
    Apakah ini berarti Yesus kurang daripada Tuhan?

    Murid-murid meratap karena Yesus berkata bahwa Ia akan pergi. Dalam Yohanes 14:28, Yesus berkata ‘Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku’. Ini artinya Yesus akan kembali ke kemuliaan yang adalah milik-Nya.

    Dalam Yohanes 17:5, Yesus berkata, ‘Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada’, yang artinya ‘Bapa lebih besar dari Aku’.
    Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi, Ia sedang menuju ke salib, Ia sedang menuju ke kematian, namun Ia sedang akan kembali kepada Bapa dan kepada kemuliaan yang Ia miliki bersama Bapa sebelum dunia ada.

    Ketika saya berkata ‘Presiden Indonesia’ lebih besar dari saya, tidak berarti dia punya sifat/esensi lebih besar dari saya. Ia lebih besar dalam kapasitas politik dan sambutan publik, tetapi ia tidak lebih daripada saya sebagai manusia.

    Andaikata saya naik ke mimbar dan berkhotbah dan berkata ‘Dengan sungguh-sungguh saya menyatakan kepada Anda sekalian bahwa Bapa lebih besar daripada saya’, itu adalah suatu perkataan yang agak konyol karena semua orang tahu dengan jelas.

    Pernyataan ini akan menjadi bermakna jika yang dibandingkan adalah 2 pribadi yang setara, dalam hal ini Yesus dan Bapa. Dalam hal ini justru jelas bahwa Yesus adalah setara dengan Bapa.

    Menyesuaikan Sketsa Tuhan

    Dalam Perjanjian Baru semua atribut Tuhan ditemukan dalam diri Yesus Kristus:
    • Maha Tahu
    Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu. (Yohanes 16:30)
    • Maha Hadir
    Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman. (Matius 28:20)
    • Maha Kuasa
    Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28:18)
    • Kekekalan
    Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1)
    • Tidak Berubah
    Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8)
    Juga, Perjanjian Lama melukiskan suatu gambaran akan Tuhan dengan menggunakan gelar-gelar dan deskripsi-deskripsi sebagai: Alfa dan Omega, Tuhan, Juruselamat, Raja, Hakim, Terang, Batu Karang, Penebus, Gembala, Pencipta, Pemberi Kehidupan, Pengampun Dosa, dan Pembicara dengan Kekuasaan Ilahi. Sungguh memukau bila diperhatikan bahwa dalam Perjanjian Baru setiap dan semuanya itu diaplikasikan kepada Yesus.

    Yesus mengatakan dalam Yohanes 14:7, ‘Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku’.
    Artinya, ‘Bila kamu melihat sketsa Tuhan dari Perjanjian Lama, kamu akan melihat hal itu di dalam Aku’.
    Keilahian Yesus Kristus

    PENGANTAR

    Orang Kristen menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Pengajaran ini sangat penting. Jika pengajaran ini benar maka kekristenan unik dan otoritatif, jika tidak maka kekristenan tidak berbeda dengan agama-agama yang lain.

    Prinsip dasar apologetika kekristenan mengenai keilahian Yesus Kristus adalah :
    1. Perjanjian Baru yang mencatat kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah dokumen yang dapat diandalkan (lihat artikel Keotentikan Naskah Perjanjian Baru).
    2. Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.
    3. Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan dengan menggenapi nubuat(ramalan) Perjanjian Lama, dengan hidup tanpa dosa, dengan mujizat-mujizat yang Dia lakukan, dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian.
    Dengan demikian Yesus Kristus adalah Tuhan.

    Dalam artikel Keotentikan Naskah Perjanjian Baru kita mempelajari bahwa naskah Perjanjian Baru dapat diandalkan secara historis. Perjanjian Baru tidak hanya berisi sejarah secara garis besar, tetapi juga terbukti akurat secara mendetil. Pendengar dan saksi mata kehidupan Yesus meneruskan kisah dari perkataan dan hal-hal yang dikerjakan Yesus. Perkataan-perkataan Yesus tidak hanya diingat tetapi juga ditulis oleh saksi mata yang dapat diandalkan (Lukas 1:1-3).

    PENYELIDIKAN PERNYATAAN YESUS SEBAGAI TUHAN

    Ada banyak bukti yang mengungkapkan pernyataan Yesus mengenai keilahiannya, yaitu :
    1. Yesus menyatakan dirinya sebagai Jehovah (Tuhan dalam Perjanjian Lama)
    2. Yesus menyatakan sebagai mesias
    3. Yesus menerima penyembahan
    4. Otoritas perkataan-perkataan Yesus
    5. Yesus memerintahkan berdoa dalam nama-Nya
    Yesus menyatakan diri sebagai Jehovah

    Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan nama-Nya sebagai JHWH atau Jehovah. Dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai TUHAN (kata ‘tuhan’ dengan huruf besar semua).
    Misal dalam Keluaran 6: 2-3,
    ‘Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Akulah TUHAN.
    Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.’

    Orang Yahudi menganggap nama Jehovah (TUHAN) begitu suci, sehingga mereka tidak berani mengucapkannya. Jehovah adalah satu-satunya Tuhan, selain itu adalah berhala atau tuhan yang palsu. Jehovah adalah Tuhan yang cemburu, yang tidak akan membagikan nama maupun kemulian-Nya kepada yang lain.
    Yesaya menulis,
    ‘Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.”‘(Yesaya 44:6).
    ‘Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. ‘(Yesaya 42:8).
    ‘Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain’. (Yesaya 48:11).

    TUHAN(Jehovah) tidak akan membagikan nama, hormat dan kemuliaan-Nya kepada yang lain. Yang menarik adalah perkataan-perkataan Yesus dan tindakan-tindakan-Nya membuat orang Yahudi abad pertama mengambil batu menuduh Yesus menghujat(menyamakan diri-Nya dengan TUHAN).

    Beberapa perkataan Yesus yang menarik dipelajari:
    • Yesus mengatakan, ‘ Akulah gembala yang baik'(Yohanes 10:11), sedangkan Perjanjian Lama mengatakan, ‘TUHAN adalah gembalaku'(Mazmur 23:1).
    • Yesus menyatakan Dia adalah hakim atas segala bangsa (Yohanes 5:27; Matius 25:31), Perjanjian Lama mengatakan TUHAN adalah hakim segala bangsa (Yoel 3:12).
    • Yesus mengatakan, ‘Akulah terang dunia’ (Yohanes 8:12), Perjanjian Lama mengatakan ”TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu” (Yesaya 60:19).
    • Yesus berdoa kepada Bapa untuk berbagi kemuliaan kekal-Nya, “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada” (Yohanes 17:5)
    • Yesus mengatakan Dia adalah yang pertama dan yang akhir (Wahyu 1:17), sama seperti Yehovah dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6).
    Pernyataan keilahian Yesus sangat jelas di Yohanes 8:58,
    ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada’ (Yohanes 8:58). Orang Yahudi tanpa ragu-ragu mengerti maksud perkataan ini . Mereka tahu bahwa Yesus tidak hanya menyatakan keberadaan-Nya sebelum Abraham, tetapi Yesus juga menyatakan sama dengan Tuhan. Ini menyebabkan mereka mengambil batu hendak melempari Yesus.

    Dalam beberapa peristiwa Yesus menyatakan diri-Nya sama dengan Tuhan dengan cara yang lain misal dalam memberikan pengampunan dosa, suatu pekerjaan yang hanya bisa dilakukan Tuhan.
    Dalam Markus 2:10-11, Yesus melakukan mujizat sekaligus memberikan pengampunan dosa:
    ‘Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa’.

    Yesus juga menyatakan bahwa Dia mempunya kuasa kehidupan, kuasa yang hanya dimiliki TUHAN saja.
    ‘Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.’ (Yohanes 5:21)
    ‘Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.’ (Yohanes 5:25)

    Yesus mengatakan bahwa ‘supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa’ (Yohanes 5:23). Dalam kategori yang sama Yesus mendorong murid-murid-Nya, ‘percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku’ (Yohanes 14:1). Yesus tanpa meninggalkan keraguan, menyatakan diri-Nya sejajar dengan Allah.

    Pernyataan Yesus sebagai mesias yang dijanjikan

    Perjanjian Lama memberikan janji kedatangan mesias. Mesias berarti yang diurapi, seseorang yang diurapi Tuhan untuk melakukan penggenapan rencana keselamatan bagi umat manusia. Perjanjian Lama memberikan gambaran keilahian mesias. Ketika Yesus menyatakan bahwa Dia menggenapkan nubuat tentang mesias, secara langsung menyatakan keilahian-Nya.

    Sebagai contoh Yesaya berbicara mengenai Mesias
    ‘Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.’ (Yesaya 9:5)
    ‘Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!”‘ (Yesaya 40:9)

    Dalam Daniel 7:13-14 dikatakan,
    ‘Dalam penglihatanku pada malam itu, kulihat sesuatu yang seperti manusia. Ia datang dengan dikelilingi awan lalu pergi kepada Dia yang hidup kekal dan diperkenalkan kepadanya.
    Ia diberi kehormatan dan kekuasaan sebagai raja, sehingga orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya akan bertahan selama-lamanya, pemerintahannya tidak akan digulingkan’.

    Ayat ini yang dikutip Yesus ketika imam besar menanyakan apakah Dia mesias.
    ‘Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”
    Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.” ‘(Markus 14:61-62).

    Ketika Perjanjian Lama berbicara mengenai mesias, Perjanjian Lama juga berbicara mengenai keilahiannya. Ketika Yesus menyatakan Dia adalah kegenapan Perjanjian Lama mengenai mesias (Lukas 24:27,44; Matius 26:54), Yesus mengkaitkan diri-Nya sebagai Mesias yang menggenapkan apa yang telah tertulis di dalam Perjanjian Lama. Ini sekaligus menegaskan keilahian-Nya.

    Yesus menerima penyembahan

    Perjanjian Lama melarang penyembahan kepeda siapapun kecuali kepada Tuhan (Keluaran 20:1-5; Ulangan 5:7-9). Yesus tercatat menerima penyembahan paling sedikit sembilan kali:
    1. Sebelum disembuhkan, seorang sakit kusta menyembah Dia (Matius 8:2).
    2. Sebelum anaknya dibangkitkan Yesus, seorang kepala rumah ibadat menyembah Dia (Matius 9:18).
    3. Setelah Yesus melakukan mujizat berjalan di atas air, orang-orang yang berada di dalam perahu menyembah Dia (Matius 14:33).
    4. Sebelum anaknya yang kerasukan setan disembuhkan, seorang perempuan Kanaan menyembah Dia (Matius 15:25)
    5. Sebelum seorang kerasukan setan disembuhkan, ia menyembah Yesus (Markus 5:6).
    6. Seorang buta yang telah disembuhkan menyembah Yesus (Yohanes 9:38)
    7. Anak-anak Zebedeus dan ibu mereka menyembah Yesus (Matius 20:20)
    8. Setelah kebangkitan-Nya, murid-murid menyembah Dia (Matius 28:9)
    9. Sebelum memberikan perintah untuk mengabarkan Injil, murid-murid menyembah Dia (Matius 28:17)
    Yesus tidak menolak penyembahan, dengan demikian Yesus tidak menolak orang-orang memperlakukan Dia sebagai Tuhan, ini menyatakan keilahian-Nya.

    Otoritas perkataan-perkataan Yesus

    Yesus memperlakukan perkataan-perkataan-Nya sejajar dengan perkataan-perkataan Tuhan yang mempunyai otoritas.

    Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
    Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
    dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28: 18-20).

    Tuhan telah memberikan 10 Perintah Allah kepada Musa, tetapi Yesus menambahkan,’Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi.’ (Yohanes 13:34) .

    Yesus memperlakukan perkataan-perkataan-Nya sebagai perkataan yang kekal,’ Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu’ (Matius 24:35).

    Berbicara kepada yang menolak Dia, Yesus berkata,’Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman’. (Yohanes 12:48).

    Yesus mengakui mempunyai segala kuasa di sorga dan di bumi, Yesus memperlakukan perkataan-Nya sejajar dengan Firman Tuhan, perkataan-Nya kekal, perkataan-Nya akan menjadikan hakim. Siapakah yang berani melakukan hal ini kecuali Tuhan sendiri? Jelas-jelas Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan.

    Yesus memerintahkan berdoa dalam nama-Nya

    Yesus tidak hanya memerintahkan supaya manusia percaya kepada Dia (Yohanes 14:1) dan taat pada perintah-Nya (Yohanes 14:15), tetapi juga berdoa di dalam nama Yesus.
    ‘Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.’ (Yohanes 14:13).
    Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.’ (Yohanes 14:14).
    ‘Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.’ (Yohanes 15:7)

    Yesus juga menegaskan, ‘Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’ (Yohanes 14:6).

    Manusia manakah yang bisa dan berani menyatakan diri menjadi pengantara manusia dengan Tuhan? Hanya Yesus yang bisa dan berani menyatakan, karena dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.

    PEMBUKTIAN KEILAHIAN YESUS KRISTUS

    Keilahian Yesus Kristus dibuktikan dalam:
    1. Penggenapan nubuatan/ramalan mengenai mesias di Perjanjian Lama
    2. Ketidakberdosaan Yesus
    3. Mujizat-mujizat Yesus
    4. Kebangkitan Yesus dari kematian

    Penggenapan nubuatan mengenai mesias di Perjanjian Lama

    Banyak sekali nubuat tentang mesias/Kristus dalam Perjanjian Lama. Berikut nubuat-nubuat yang secara jelas berbicara tentang kedatangan mesias:
    1. Mesias akan lahir dari seorang perempuan
    Nubuat: Kejadian 3:15. Penggenapan : Galatia 4:4.
    2. Mesias akan dilahirkan dari seorang perawan
    Nubuat: Yesaya 7:14. Penggenapan: Matius 1:18-25.
    3. Mesias merupakan keturunan Abraham
    Nubuat: Kejadian 12:1-3;Kejadian 22:18. Penggenapan: Matius 1:1; Galatia 3:16.
    4. Mesias dari suku Yehuda
    Nubuat: Kejadian 49:10. Penggenapan: Lukas 3:23,33; Ibrani 7:14.
    5. Mesias merupakan keturunan Daud
    Nubuat: 2 Samuel 7:12. Penggenapan: Matius 1:1,6
    6. Mesias akan lahir di Betlehem
    Nubuat: Mikha 5:1-2. Penggenapan: Matius 2:1; Lukas 2:4-7.
    7. Mesias akan diurapi oleh Roh Kudus
    Nubuat: Yesaya 11:1-2. Penggenapan: Matius 3:16,17.
    8. Ada yang mempersiapkan jalan bagi mesias
    Nubuat: Yesaya 40:3; Maleakhi 3:1. Penggenapan: Matius 3:1-3.
    9. Mesias akan mengadakan mujizat-mujizat
    Nubuat: Yesaya 35:5,6. Penggenapan: Matius 9:35
    10. Mesias akan ditolak oleh orang Yahudi
    Nubuat: Mazmur 118:22. Penggenapan: I Petrus 2:7
    11. Mesias akan ditolak oleh kerabat-Nya sendiri
    Nubuat: Yesaya 53:3. Penggenapan: Yohanes 1:10,11; Yohanes 7:5,48
    12. Mesias akan dielu-elukan waktu menunggang keledai memasuki Yerusalem
    Nubuat: Zakharia 9:9. Penggenapan: Matius 21:1-7
    13. Mesias akan mati dengan kematian yang mengenaskan
    Nubuat: Mazmur 22; Yesaya 53. Penggenapan: Matius 27.
    o Diam dihadapan penuduh-Nya
    Nubuat: Yesaya 53:7. Penggenapan: Matius 27:12-14
    o Dihina
    Nubuat: Mazmur 22:7,8. Penggenapan: Matius 27:31.
    o Dipaku tangan dan kaki-Nya.
    Nubuat: Mazmur 22:17. Penggenapan: Lukas 23:33.
    o Disalib di antara penjahat-penjahat
    Nubuat: Yesaya 53:12. Penggenapan: Matius 27:38
    o Lambung-Nya ditikam
    Nubuat: Zakaria 12:10. Penggenapan: Yohanes 19:34
    o Tak ada tulang yang dipatahkan
    Nubuat: Keluaran 12:46.Penggenapan: Yohanes 19:36
    o Jubah-Nya akan diundi
    Nubuat: Mazmur 22:18. Penggenapan: Yohanes 19:23,24
    o Mesias menderita karena dosa kita.
    Nubuat: Yesaya 53:5-6. Penggenapan: 1 Petrus 2:24
    14. Mesias akan bangkit dari kematian
    Nubuat: Mazmur 16:10.
    Penggenapan: Kisah Para Rasul 2:31; Markus 16:6.
    15. Mesias akan naik ke surga
    Nubuat: Mazmur 68:19. Penggenapan: Kisah Para Rasul 1:9.
    16. Mesias akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa
    Nubuat: Mazmur 110:1. Penggenapan: Ibrani 1:3.
    Nubuat-nubuat ini ditulis ratusan tahun sebelum Yesus lahir ke dalam dunia. Tidak ada alasan bahwa nubuat-nubuat itu adalah ‘tebakan yang sangat cerdas’, atau ‘merupakan trend kecenderungan sejarah’, atau ‘pikiran kreatif pembaca Alkitab’. Bahkan para kritikus sendiri mengakui bahwa nubuat-nubuat tersebut selesai ditulis lengkap 400 tahun sebelum Yesus lahir. Nubuat-nubuat tersebut secara sempurna digenapkan oleh Yesus.

    Tuhan tidak pernah membuat kesalahan. Tuhan mengendalikan sejarah dan jika Tuhan membuat nubuat/ramalan lebih dari 400 tahun sebelumnya mengenai rencana keselamatan bagi manusia maka tidak ada penggenapan yang terjadi secara kebetulan, semua penggenapan yang dilakukan terjadi karena kedaulatan-Nya atas sejarah umat manusia. Jika Yesus, yang menyatakan bahwa Dia menggenapkan apa yang tertulis ratusan tahun sebelum kelahiran-Nya, dan benar-benar Yesus menggenapinya, maka diambil kesimpulan bahwa Yesus adalah mesias, Yesus adalah Tuhan.

    Ketidakberdosaan Yesus

    Semua orang berdosa, Tuhan dan kita mengetahui hal ini. Jika seseorang hidupnya sangat baik, sempurna, berusaha tidak berdosa sebisa mungkin, tidak membuktikan ia Tuhan. Tetapi kalau seseorang melakukan 2 hal tersebut yakni mengakui dirinya Tuhan kemudian menawarkan hidupnya yang tanpa dosa sebagai bukti, kita harus serius memperhatikannya.

    Saat Pilatus mengadili Yesus, Pilatus menyimpulkan, ‘Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini’ (Lukas 23:4). Kepala pasukan yang melihat penyaliban Yesus mengatakan,’Sungguh, Orang ini adalah orang benar!’ (Lukas 23:47). Penjahat yang disalib bersama Yesus mengatakan, ‘Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah’ (Lukas 23:41).

    Kesaksian yang paling penting terhadap karakter seseorang adalah dari orang terdekat. Petrus, murid yang paling dekat dengan Yesus mengatakan bahwa Kristus tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (1 Petrus 2:22). Yohanes berkata ‘Kristus adalah benar’ (1 Yohanes 3:7). Rasul Paulus mengatakan ‘ Dia tidak mengenal dosa’ (2 Korintus 5:21). Penulis kitab Ibrani berkata ‘Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa’ (Ibrani 4:15).
    Yesus sendiri memberikan tantangan kepada lawan-lawan-Nya, ‘Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?’ (Yohanes 8:46).

    Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan dan membuktikannya dengan kehidupannya yang tanpa dosa, memberikan kesimpulan bahwa Yesus benar-benar Tuhan.

    Mujizat-mujizat Yesus

    Hidup Yesus penuh mujizat sejak awal dia berada di bumi. Dia lahir dari seorang perawan (Matius 1:18,20-21), Yesus mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), berjalan di atas air (Matius 14:25), melipat gandakan roti (Yohanes 6:11), memelekkan mata orang buta (Yohanes 9:7), membuat orang lumpuh bisa berjalan (Markus 2:1-12), mengusir setan (Markus 5:1-20), menyembuhkan berbagai penyakit (Matius 9:35), dan beberapa kali membangkitkan orang dari kematian (Matius 9:23-26;Lukas 7:11-17;Yohanes 11:38-44).

    Ketika murid-murid Yohanes Pembaptis menanyakan kepada-Nya apakah Dia mesias, Yesus menjawab mujizatnya sebagai bukti bahwa Dia mesias:
    ‘Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.’ (Matius 11:4,5).
    Mujizat-mujizat seperti ini merupakan tanda adanya persetujuan Tuhan kepada orang yang melakukan mujizat.
    Mujizat-mujizat ini merupakan penggenapan dari apa yang ditulis Yesaya 700 tahun sebelum Yesus lahir ke bumi:
    ‘Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
    Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.'(Yesaya 35:5,6).

    Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. (Yohanes 3:1-2).

    Pada waktu Yesus dibaptis, muncul suatu suara dari sorga ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’ (Matius 3:17). Ini merupakan tanda dukungan Allah Bapa terhadap pekerjaan dan keilahian Yesus.

    Mujizat adalah suatu bentuk konfirmasi/persetujuan ilahi atas suatu kebenaran/pekerjaan yang dikerjakan seseorang yang diutus Tuhan. Mujizat yang dihubungkan dengan pernyataan Yesus tentang keilahian diri-Nya, mengkonfirmasi bahwa Dia benar-benar Tuhan.

    Kebangkitan Yesus dari kematian

    Hanya Tuhan yang hanya memberi kehidupan (Ulangan 32:39; 1 Samuel 2:6). Di sini kebangkitan Yesus dari kematian merupakan bukti adanya persetujuan dari Tuhan terhadap siapa yang diutus-Nya. Perjanjian Lama dan Yesus sendiri menubuatkan kebangkitan-Nya. Mazmur 16:10 berbicara tentang kebangkitan mesias.

    Perjanjian Lama menubuatkan bahwa
    1. Mesias akan datang dan mati (Yesaya 53; Mazmur 22)
    2. Mesias akan memerintah selamanya( Yesaya 9:6; Daniel 2:44;).
    Satu-satunya jalan supaya mesias bisa memenuhi keduanya adalah mati kemudian bangkit.

    Yesus sejak awal pelayanan-Nya telah menubuatkan kebangkitan-Nya sendiri. (Yohanes 2:19,21).
    Setelah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus berkata
    ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.’ (Markus 8:31).
    Yesus mengulangi perkataan ini saat dalam perjalanan melewati Galilea (Markus 9:30-31), dan dalam perjalanan ke Yerusalem (Markus 10:32-34).
    Yesus juga mengatakan ‘Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.’ (Yohanes 10:18).

    Kematian dan kebangkitan Yesus:
    1. Kehilangan besar darah menyebabkan Yesus mati (Lihat artikel Apakah Yesus benar-benar mati?). Dia mempunyai 5 luka dan berada di atas kayu salib mulai jam 9 pagi (Markus 15:25) hingga jam 3 sore (Markus 15:42).
    2. Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Yohanes 19:30).
    3. Ketika lambungnya ditusuk tombak keluar darah dan air (Yohanes 19:34). Secara medis membuktikan bahwa Yesus sudah mati.
    4. Tentara Roma yang berpengalaman dalam menangani kematian menyatakan Yesus mati (Yohanes 19:33)
    5. Pilatus memastikan bahwa Yesus mati sebelum diserahkan mayat-Nya ke Yusuf dari Arimatea.(Markus 15:42-47)
    6. Mayat Yesus dikapani dengan kain lenan dan dibubuhi dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.(Yohanes 19:40)
    7. Hari Minggu kubur Yesus kosong, Yesus telah bangkit (Matius 28; Markus 16;Lukas 24;Yohanes 20,21)
    8. Penampakan Yesus setelah kebangkitan:
    o Kepada Maria Magdalena (Markus 16:9; Yohanes 20:11-14)
    o Kepada perempuan sekembalinya dari kubur (Matius 28:9,10)
    o Kepada Petrus (Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5)
    o Kepada murid-murid di Emaus (Lukas 24:13-32)
    o Kepada rasul-rasul kecuali Tomas (Lukas 24:36-43;Yohanes 20:19-24)
    o Kepada rasul-rasul, Tomas hadir (Yohanes 20:26-29)
    o Kepada 7 orang di danau Tiberias (Yohanes 21:1-23)
    o Kepada lebih dari 500 orang percaya di bukit Galilea (1 Korintus 15:6)
    o Kepada Yakobus (1 Korintus 15:7)
    o Kepada murid-murid (Matius 28:16-20;Lukas 24:33-52;Kisah Para Rasul 1:3-12)
    o Saat kenaikan Yesus ke surga (Kisah Para rasul 1:3-12)
    o Kepada Stefanus (Kisah Para Rasul 7:55)
    o Kepada Paulus (Kisah Para Rasul 9:3-6; 1 Korintus 15:8)
    o Kepada Paulus saat di Bait Allah (Kisah Para Rasul 22:17-21;23:11)
    o Kepada Yohanes di pulau Patmos (Wahyu 1:9-20)
    Kebangkitan Yesus secara tubuh fisik dibuktikan bahwa setelah kebangkitannya :
    – Yesus dilihat lebih dari 500 orang (1 Korintus 15:6)
    – Yesus menyatakan mempunyai daging dan tulang (Lukas 24:39) ,
    – Yesus makan ikan (Lukas 24:42,43)
    Bagi yang meragukan kebangkitan-Nya secara fisik, Yesus menantang:
    ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’ (Yohanes 20:27).

    Yesus menyatakan diri-Nya Tuhan. Yesus bangkit dari kematian, ini menggenapi apa yang Dia dan Perjanjian Lama katakan. Yesus benar-benar Tuhan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan kehandalan naskah Perjanjian Baru kita memiliki catatan tentang pengajaran Yesus mengenai keilahian-Nya. Yesus menggenapi nubuat Perjanjian Lama mengenai mesias yang ditulis beratus-ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, Yesus menerima penyembahan dari manusia, Yesus tidak berdosa, Yesus hidup penuh dengan mujizat-mujizat, dan Yesus bangkit dari kematian membuktikan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan yang menjelma menjadi manusia.

    Dengan jelas Yesus menyatakan diri dan membuktikan diri-Nya Tuhan.
    Apakah engkau sudah menerima Yesus sebagai Tuhan?
    Jika engkau belum menerima Yesus sebagai Tuhan, terimalah Dia sekarang.
    Terimalah Dia sebagai Tuhan, terima juga Yesus sebagai juruselamat yang telah mati menanggung hukuman dosa yang seharusnya engkau tanggung.
    Jika engkau mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, maka dosa-dosamu akan diampuni karena hukumannya sudah lunas ditanggung oleh Tuhan Yesus.
    Maukah saudara?

    Sumber:
    Geisler, Norman L., Christian Apologetics, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 49516.

    Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s